Cahaya wajah-Mu indah
merekah
Dalam kelembutan bingkai kasih
Bersinar temaram
lentera surgawi
Tiada lelah
Kau tersenyum menyapaku
Ibu
begitulah aku memanggil-Mu
Walau bukan rahim-Mu mengantarku
menyapa gegap gempitanya dunia
Tapi rahim itu
telah memberiku cinta
Ibu
adakah lelah-Mu atas hadirku
Alunan irama waktu
tak menyurutkan-Mu
Kau berbisik bersama desiran angin
“tersenyumlah Anak-Ku
tersenyumlah pada dunia”
karena senyum
akan mengajarkanmu tuk bersyukur
Menarilah anak-Ku
menarilah
Selama masih bisa kau jentikkan jemarimu
Selama masih bisa kau goyangkan pinggulmu”
Ibu
adakah rindu-Mu untukku
Kembali kau tersenyum dalam kata
“Anak-Ku
kala lelahmu
ingatlah
Aku disini
peluk-Ku sertamu
kan Ku-belai peluhmu
dengan tangan kasih-Ku
Kala gelap harimu
Pulanglah
Aku menanti
Dalam teduh ruang surgawi”
Ibu
Berlututku pada-Mu
Takkan ada yang lain seperti-Mu
Tiada kasih semurni-Mu
Ibu………..
merekah
Dalam kelembutan bingkai kasih
Bersinar temaram
lentera surgawi
Tiada lelah
Kau tersenyum menyapaku
Ibu
begitulah aku memanggil-Mu
Walau bukan rahim-Mu mengantarku
menyapa gegap gempitanya dunia
Tapi rahim itu
telah memberiku cinta
Ibu
adakah lelah-Mu atas hadirku
Alunan irama waktu
tak menyurutkan-Mu
Kau berbisik bersama desiran angin
“tersenyumlah Anak-Ku
tersenyumlah pada dunia”
karena senyum
akan mengajarkanmu tuk bersyukur
Menarilah anak-Ku
menarilah
Selama masih bisa kau jentikkan jemarimu
Selama masih bisa kau goyangkan pinggulmu”
Ibu
adakah rindu-Mu untukku
Kembali kau tersenyum dalam kata
“Anak-Ku
kala lelahmu
ingatlah
Aku disini
peluk-Ku sertamu
kan Ku-belai peluhmu
dengan tangan kasih-Ku
Kala gelap harimu
Pulanglah
Aku menanti
Dalam teduh ruang surgawi”
Ibu
Berlututku pada-Mu
Takkan ada yang lain seperti-Mu
Tiada kasih semurni-Mu
Ibu………..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar